Senin, 20 Februari 2012

surat dari sang sepi..

dear malaikatku...
kau tahu aku tak pernah jauh darimu..
meski yang kau lihat saat ini adalah kebahagiaanmu..
jangan lupa bahwa kau dan aku adalah sehidup semati..
kau yang telah membuangku jauh-jauh dari hidupmu..
tapi aku tak pergi sayang..
aku selalu bermain pada kantung-kantung hitam matamu..
aku juga berteduh di sudut2 pikiran kelammu..
bahkan kekasih impianmu sekalipun tak akan bisa menggantikanku..
aku yang paling setia menemanimu...tak ada yang bisa merenggutmu dariku
aku adalah pangeran hitam mu.. aku tetap akan abadi sampai kau mati..

dear malaikatku...
kau tak akan pernah bisa melupakanku.. sekalipun kau buang aku kedasar neraka
aku pasti kembali untukmu.... merengkuhmu dalam kesunyian
menenangkanmu dalam pilumu... dan mengajarkanmu kembali untuk menangis
hatimu itu milikku.. disalah aku tinggal..
hatimu tak akan bisa dimiliki sepenuhnya oleh siapapun..
karena kau tahu,.. aku abadi untukmu...
aku akan terus menantimu di sudut gelap hatimu...
sampai kapanpun, sekarang pun, dan nanti pun,
sampai kau sadar.. bahwa kau adalah milikku..
dan hanya satu-satunya aku...






GRAND PAIN

maafkan aku..

maafkan aku yang tak bisa berucap kata
dan membuatmu bertanya-tanya
aku sudah lelah bicara..


GRAND PAIN

Sabtu, 04 Februari 2012

telah ku tinggalkan..

telah ku tinggalkan kota yang begitu berharga untukku, meski bukan kampung halamanku. masih bisa kurasakan jejak-jejak yang kutinggalkan di setiap sudut jalan yang kita lalui. jauh sebelum kau ada, bahkan sampai saat kau hadir, aku masih bisa merasakannya. angin yang berhembus, udara yang kuhirup, dan kamu. masih sangat membekas waktu-waktu yang berharga itu. cintaku dan kehancuranku, impianku dan hatimu, semua masih jelas terasa. aku rindu pada mata air tempat kita bersenda gurau dan berkasih-kasihan, aku juga rindu pada sudut-sudut jalan yang kita telusuri bersama. aku rindu pada kegalauan yang melanda saat bersamamu disana. tempat kita melepas segalanya. tetes air mata, gelak tawa, segala rasa yang melebur dan memecah dalam lingkup dinding kamar sewa kita. aku ingin kembali, ingin bersamamu lagi. detik ini, aku ingin menangis. setelah lama kutahan airmataku sendiri, berjuang keras untuk dapat kembali ke kota kerinduan itu, juga untuk kembali padamu. meskipun aku tak tahu kemana takdir akan membawaku. biar kali ini ku teteskan sedikit airmata, agar semua resah dan perih ini meleleh dan meluap meski hanya seujung mata.


GRAND PAIN